Friday, May 4, 2012

Apakah Anda Orang Baik?

Sementara orang banyak bertanya-tanya “Mengapa hal-hal buruk terjadi pada orang baik?” tapi pada kesempatan ini saya bertanya “Mengapa kejadian yang baik-baik justru terjadi pada orang-orang yang tidak baik?”
 
Kebanyakan orang punya pandangan sendiri-sendiri tentang orang baik itu yang bagaimana, sehingga sangat sulit untuk menentukan satu standar untuk mengatakan baik, orang disebut baik tergantung pada relationship orang-orang tersebut. Sejahat-jahatnya seorang pria, tentu saja dia adalah orang baik bagi anak-anaknya. Sehingga pernyataan yang mengatakan “Everybody is a hero” ada benarnya juga. 
 

 
Hidup di dunia ini tidak berhubungan secara langsung dengan baik tidaknya seseorang, coba lihat bunga bakung ditaman, apakah yang lebih indah dari mereka? Atau coba perhatikan burung-burung yang berterbangan di angkasa, apakah yang kurang dari mereka? Atau lihat semak belukar dan ilalang yang selalu menjadi pengganggu bagi hasil kerja para petani, bahkan mereka lebih hijau dan lebih gemuk daripada batang-batang padi di sawah.
“Every things is a gift, and everybody is a gift” manusia tidak punya dasar atau tidak punya kompetensi untuk mengukur baik tidak nya manusia lainnya. Karena pada dasarnya semua manusia itu adalah baik. Ambil satu contoh kasus cerita rakyat Inggris Raya “Robin Hood. Bagi pelaksana pemerintahan pada masa itu, Robin adalah penjahat yang harus segera di tangkap dan di hukum pancung karena kejahatannya sudah sedemikian besar, namun bagi kebanyakan masyarakat di pedalaman, masyarakat yang tinggal di pinggir hutan Robin adalah pahlawan, Robin adalah orang baik.

Jadi siapakah orang baik?
Contoh yang paling gampang dan paling dekat dengan kita adalah para politisi kita saat ini, di satu pihak mereka adalah orang baik-baik, tapi di pihak lain mereka bukan orang baik. Dalam politik hanya satu prinsip yang dipegang, yaitu seseorang harus kalah supaya orang yang lainnya bisa menang. Tidak ada win-win solution, setiap pilihan yang yang diambil akan memberikan kemenangan atau kekalahan. Kondisi ini memaksa mereka menjadi manusia setengah. Setenga baik, setengahnya tidak baik, atau setengah jujur dan setengahnya tidak jujur.
Ada juga pendapat yang mengatakan orang bisa disebut baik ketika di berbuat atau memberikan pemberian berupa hadiah tanpa mengharapkan imbalan “Pemberian tanpa Pamrih”. Dalam kepercayaan agama tertentu kondisi ini disebut “kasih”. Misalnya ketika seseorang meminjam duit, barang atau apa saja, maka ketika kita mengambil keputusan untuk meminjamkan orang itu, kita sudah harus siap bahwa uang, barang dan apapun itu tidak akan kembali, artinya kita bukan meminjamkan tapi justru memberikan.
Banyak hal yang bisa disebut perbuatan baik, namun pada kesempatan ini perbutan baik hanya ada satu, yaitu perbuatan yang memberikan dampak positif bagi orang baik yang berasal dari sumber yang baik pula.
Banyak orang yang melakukan perbuatan yang akhirnya membawa dampak positif bagi orang lain, namun sumber perbutan itu berasal dari perbutan tidak baik, misalnya uang dari hasil mencuri atau korupsi disumbangkan bagi yayasan penyandang cacat, maka uang itu akan membawa dampak positif bagi yayasan itu dan orang cacat yang di sandang yayasan tersebut. Kejadian seperti ini lumrah terjadi di masyarakat luas saat ini, dengan alasan untuk mengurangi rasa bersalah.

No comments: